Percut Sei Tuan | medansumutpos.id
Duka mendalam tampak masih menyelimuti dari raut wajah para orang tua dan keluarga korban, dan salah satunya adalah orang tua dari Alm.Satria Handoko Putra 16 Tahun, anak dari Koko, Ketua DPC FUI Kecamatan Medan Labuhan, yang di ketahui meninggal hanyut, beberapa hari yang lalu, tepatnya, pada minggu menjelang senin pagi, (18/11/2023).
Kejadian yang tak pelak membuat orang harus menerima kenyataan pahit anak mereka di ketahui meninggal, akibat hanyut setelah sebelumnya puluhan para korban melompat ke dalam sungai tembung, yang diakibat kan rasa ketakutan guna menghindari kejaran dari para petugas, setelah Tim Tawon Polrestabes mengeluarkan tembakan ke atas.
Atas peristiwa tersebut, Ketua FUI SU, Ust. Irwansyah, SH, MH, di dampingi Pangwil, Saiin dan Ketua FUI Kota Medan, Ust.Nursarianto, yang hadir pada malam ke tiga Takjiah di rumah duka, saat di temui medansumutpos.id, pun menyampaikan, bahwa
Keluarga besar FUI SU, mengucapkan duka cita yang mendalam atas meninggalnya belasan orang, dan mengecam pihak Aparat Kepolisian yang menurutnya, para petugas bertindak kurang proporsional serta tidak melihat dengan jeli dalam menangani kasus dan permasalahan yang ada, sehingga peristiwa yang tidak perlu terjadi atas meninggal sebab hanyutnya belasan anak anak generasi muda yang di akibatkan cara penanganan yang sangat berlebihan dari pihak petugas ini.
Untuk itu kita meminta, Kapolrestabes Medan, dapat menyelidiki kasus ini, serta menindak Anggota nya yang bersikap berlebihan dan bertindak dalam menangani peristiwa kejadian tersebut.
” kita sangat menyayangkan kejadian ini, sehingga terjadi peristiwa hanyut dan meninggalnya belasan orang, dan kita meminta Kapolrestabes untuk Menyelidiki Tuntas kasus ini, dan Anggota yang terlibat penanganan pada malam tersebut, yang bertindak tidak represif, dapat di periksa, ” ujar dosen hukum ini.
Seperti yang diketahui dan hasil informasi yang berhasil di dapatkan, bahwa peristiwa tersebut bermula ada sekelompok anak anak muda yang berkumpul di seputaran Mega City, dekat sungai Tembung, dan informasi yang berkembang, menyebutkan bahwa keberadaan sekelompok anak muda itu, di duga hendak ingin membalas dan menuntut terhadap sekelompok anak muda dari daerah yang lainnya atas kematian rekan mereka sekitar tiga bulan yang lalu.
Naas pada saat kejadian, sekitar pukul antara 03.00 hingga pukul 05.00 , kumpulan sekelompok anak anak yang belum melakukan Tawuran, di Lokasi di kejutkan dengan suara Tembakan pistoll peringatan ke atas dari Tim Tawon Polrestabes Medan, dan seketika itu pula, sekelompok anak anak ini pun langsung menyelamatkan diri, melompat bersama ke sungai Tembung, dan naas 2 hari kemudian satu demi satu jasad kaku mereka di temukan oleh nelayan di bagan-percut. (Red.01)